CERITA SEX ADEL SI GADIS NELAYAN

Cerita Sex Adel Si Gadis Nelayan

Cerita Sex Adel Si Gadis Nelayan

Blog Article

Jaka pun langsung meremas-remas lembah kewanitaan Adel dengan penuh nafsu. Jari-jarinya menari di sekitar bibir memek mahasiswi manis itu.

“jaangaannnnhhhh, Pakkhhh !!!”, lirih Adel yang sudah tak kuasa merasakan hawa nafsunya yang semakin terpancing karena tiga titik vitalnya sedang dirangsang oleh 2 nelayan itu.

Jaka pun jongkok di depan Adel yang masih dipeluk dan diremasi payudaranya oleh Untung dari belakang karena Jaka ingin sekali melihat vagina Adel dengan jelas.

“ckck…”, decak Jaka.
memek cewek cakep emang beda…hehe…bikin ngiler..wehehehe !!”, pujian sekaligus ledekan keluar dari mulut Jaka yang sedang asik mengusap-usap vagina Adel.
“aaahhhh….”, lirih Adel, tubuhnya bergetar-getar saat Jaka mulai memainkan klitorisnya sekaligus mengaduk-aduk liang vaginanya.

Jaka dan Untung semakin gemas dengan Adel sehingga aktivitas mereka pun semakin menggila. Adel tak kuasa lagi, dia hanya bisa mendesah dan melirih nikmat sambil menggeliat-geliat. Adel pasrah kedua payudaranya diremasi Untung dengan nafsunya, dan vaginanya habis dikobel-kobel oleh Jaka. Untung menjilati kuping kanan Adel karena saking ‘gemas’nya dengan tubuh montok Adel. Supri yang berada di depan Adel hanya bisa terdiam melihat dua buah payudara Adel berada di genggaman tangan Untung sedangkan vagina Adel tak terlihat karena tertutup kepala Jaka yang sedang asik menjilati kemaluan Adel.

“Paaakhh…Suuppriihhhhh…”, lirih Adel sambil memandang ke Supri dengan pandangan mata yang sayu dan ekspresi wajah yang terlihat sedang di mabuk sange.

Burung Supri pun sebenarnya sudah ingin keluar dari sarang, tapi Supri masih bingung harus berbuat apa.
Mendengar desahan Adel, Untung pun berkomentar.

“tuh Pri…udah dipanggil…”. Tengah terjadi perang batin di dalam hati Supri antar nafsu dan nurani.

Tapi, panggilan Adel tadi memang bukan panggilan minta tolong. Justru Adel ingin Supri agar ikut menggerayangi tubuhnya. Adel sudah sangat bergairah, tak menyangka fantasi liarnya sedang proses terwujud.

“terusssss….ooohhhh…”, desis Adel menekan kepala Jaka ke selangkangannya.

Lidah Jaka dengan lihainya menyapu setiap jengkal dari daerah kewanitaan Adel dan melata-lata di dalam rongga vaginanya.
“aaaahh…aaahhh…AAAKKHHH !!!”.

Mulut Jaka bagai vacuum cleaner yang menyedot habis cairan vagina Adel. Dengan sapuan terakhir, lidah Jaka membelai dari bawah bibir vagina Adel sampai ke klitorisnya.

“gimana, Jak rasa memek mahasiswi caem ?”.
“uenak tenan, rek…gurih kayak santen…”.
“kalo gitu..neng Adel, Pak Untung juga minta santennya yaa ? hehehe”.

Untung membalikkan Adel sehingga berhadap-hadapan dengannya.

“mmpphhhhhh….”. Untung langsung menyambar bibir halus Adel tanpa basa-basi.

Dengan nafsunya, Untung memagut, mengemut bibir Adel dan menjilati wajahnya sehingga sekarang yang tercium di hidung Adel hanya bau jigong Untung saja. Lidah Untung pun mendesak masuk ke dalam rongga mulut Adel yang terbuka karena Adel mencari udara. Betapa kagetnya Untung saat merasakan perlawanan dalam rongga mulut Adel.

Rupanya Adel pun memainkan lidahnya. Untung memandang wajah Adel, namun Adel memejamkan matanya, terlihat begitu menikmati ciuman. Dalam hati, Untung merasa senang. Rupanya, mahasiswi manis ini memang ingin diperkosa dan disetubuhi. Bosan dengan bibir atas Adel, Untung langsung pindah ke ‘bibir’ Adel yang lainnya.

“nyymmmm…heemmhh…wuuueenaaakk !!!!”, celoteh Untung menikmati ‘rasa’ dari celah sempit pada tengah-tengah selangkangan Adel.
“eeemmmhhh teerruusshh Paaakkhhh !!”, ungkap Adel yang semakin memajukan pinggulnya seolah ingin menyajikan vaginanya kepada Untung.

Untung pun menarik pinggang Adel ke arahnya sehingga wajah nelayan jelek itu semakin menempel dan semakin terbenam di selangkangan mahasiswi manis itu. Orgasme didapatkan Adel lagi, Untung pun sibuk menyeruput ‘sari’ vagina Adel yang sedari tadi memang sudah ditunggu-tunggunya.

“rasanya gurih tenan !! hahaha !!!”. Untung mencolek bibir bagian dalam vagina Adel lalu memasukkan jarinya yang basah dengan cairan vagina itu ke dalam mulut Adel.
“gimana, neng Adel ? enak kan rasa memeknya ? gehehe !!!”.

Adel memang tak menjawab, tapi dia mengulum jari Untung.

“neng Adel..kenapa kemaren gak bilang sih kalo memeknya rasanya enak banget. ya nggak, Tung ?”, bisik Jaka dari belakang Adel.
“iye..bener tuh..wahahaha !!”. Tangan Jaka beralih untuk ‘mengusik’ selangkangan Adel.
“eh Supri…mao nyobain memek neng Adel juga kagak ?”. Jaka mengajak Adel berputar sehingga sekarang
Supri bisa melihat tubuh Adel lagi yang tadi tertutup badan Jaka.

“jangan malu-malu, Pri…kapan lagi lo bisa ngerasain memek kayak gini ?”, Jaka membuka dan melebarkan bibir vagina Adel.

Adel benar-benar merasa begitu bergairah melihat kedua mata Supri yang sangat terfokus pada vaginanya. Adel memang suka sekali jika ada yang memandangi tubuhnya, membuat Adel merasa seksi dan semakin bersemangat memperlihatkan lekuk tubuhnya. Apalagi saat ini dia telanjang bulat di depan 3 pria dengan tatapan mata yang sangat lapar. Benar-benar begitu liar yang dirasakan Adel. Sejak dulu, Adel memang suka sekali kalau ada yang memperhatikannya.

Saat Adel masih kelas 2 SMP, Adel pernah jatuh terjerembab ke belakang karena terkena bola basket.
Posisi Adel jatuh dengan kaki yang mengangkang, roknya pun tersingkap ke atas. Alhasil, teman-temannya yang sedang bermain basket melihat celana dalam Adel dengan jelas. Adel langsung berdiri dan lari dengan wajah yang merah karena sangat malu. Bagaimana tidak malu, mungkin ada sekitar 10 anak laki-laki yang melihat celana dalamnya.

Tapi, kejadian itu adalah awal mula munculnya sifat eksibisionis di dalam diri Adel. Semenjak itu, Adel sangat menyukai rasa dag dig dug dan rasa malu yang dirasakannya saat tahu kalau ada pria yang memandangi tubuhnya. Dan pada kelas 3 SMP, Adel sudah mulai meninggalkan yang namanya bra dan cd sampai sekarang. Adel hafal betul dengan jadwal mensnya agar tahu kapan harus memakai celana dalam.

“neng Adel…boleh kan si Supri ngerasain memek neng juga ?”.
“iyaaaa…”, jawab Adel sambil mengangguk pelan.
“tuh, Pri…udah di ijinin…”. Tak ragu-ragu lagi, Supri langsung jongkok dan menyantapvagina Adel dengan rakus seperti orang kesetanan, kerasukan setan nafsu.
“ooohhh oouuuhhh aaahhhh”, desah Adel menggeliat-geliat hebat dan menekan kepala Supri ke selangkangannya sendiri kuat-kuat.

Adel terengah-engah, tubuhnya bermandikan keringat, desahannya menandakan kalau dia sedang larut dalam kenikmatan yang teramat sangat. Sambil terus meresapi kenikmatan yang sedang dirasakannya, Adel melihat ke bagian bawah tubuhnya yang disantap habis-habisan oleh Supri.
Adel tak menduga sama sekali, serangan lidah Supri akan begitu dahsyat seolah-olah Supri sudah tahu bagian mana yang harus disentuh, dijilat, dan disentil dengan lidahnya itu. Lidah Supri begitu lincah membelai daerah kewanitaan Adel sehingga membuat pemiliknya begitu keenakan sampai terengah-engah dan mengerang lepas.

“Tung..bawa kite ke pulo yang waktu ntu…gak enak kalo ngentot di kapal..”, ujar Jaka kepada Untung sementara kedua tangannya tetap saja asik meremasi kedua payudara Adel.
“seph daah..”. Tak lama, perahu pun melabuh di pinggir pantai.

Hanya terlihat hutan dan pohon-pohon tinggi. Kedua kaki Adel terasa lemas, tak dapat menopang tubuhnya sendiri karena Supri membuatnya orgasme sebanyak 2x. Jaka turun dari perahu duluan, Supri menggendong tubuh telanjang Adel dan memberikan Adel ke Jaka. Jaka mendudukkan Adel di atas pasir dan berdiri di depannya, dan melepas celana. Dengan kasarnya, Jaka membenamkan wajah Adel ke selangkangannya yang bau apek itu.

“ayo neng Adel !! seponginkontol gue !!!”. Adel menggenggam penis Jaka dan mendekatkan tongkat itu ke mulutnya. Lidah Adel menjulur keluar untuk menyambut kepala penis Jaka.
“jilat neng kayak permen !”. Lidah Adel pun menjalari sekujur batang kejantanan Jaka yang membuat sang pemilik gemetar keenakan.
“ooohhh !!”, Jaka merinding keenakan.“ayo, neng…sekarang tiduran…”. Adel tidur terlentang dan menekuk kedua kakinya dan melebarkan kakinya seolah sudah bersiap diri akan ‘dipakai’ oleh 3 nelayan itu.

3 pria itu pun memandangi vagina Adel yang tertutup pasir karena selangkangan Adel basah oleh air liur Supri, Jaka, Untung tadi sehingga pasir pun menempel. Untung dan Jaka langsung berebutan dan saling dorong, dan Untung lah yang keluar sebagai pemenang.

“neng…numpang nyelipin kontol donk..hehehe…”. Ujung ‘tombak’ Untung pun sudah bersentuhan dengan bibir vagina Adel.
“eemmmmm….”, gumam Adel merasakan benda tumpul masuk ke dalam rahimnya. Batang kejantanan

Untung terus masuk dan masuk membuat sela-sela bibir vagina Adel melebar untuk menyesuaikan dengan diameternya. Pria tua dan gadis muda itu ‘tersambung’ oleh alat kelamin mereka yang saling mengunci.

“sempit banget !! mantaabbhh !!!”, teriak Untung merasakan betapa sempit dan hangatnya liang kewanitaan Adel.

Si pria tua itu begitu keenakan, penisnya bagai dijepit kuat dan diurut-urut oleh dinding vagina si gadis muda. Untung mulai menggenjot vagina Adel.

“uummhh…aahhh…oouuuhhh !!!”, berbagai macam bunyi suara keluar dari mulut Adel.

Jaka mengangkang di perut Adel, meletakkanpenisnya di belahan payudara Adel. Jaka pun merapatkan kedua buah payudara Adel untuk menjepit penisnya.

“enaak jugaa !!! angeetthh !!”. Jaka mulai memompa payudara Adel. Pucuk penis Jaka pun kadang menyentuh dagu Adel.
“oohhh oohhh mmmhhh yeeessshhh !!!! ooooohhhhh !!!!”, erang Adel tenggelam dengan kenikmatan.
Untung terus menumbuk vagina Adel dengan penuh nafsu, beda sekali dengan punya istrinya. Vagina Adel terasa begitu sempit, hangat, dan peret, nikmat sekali rasanya.

“giilaa !! maanteebb !!!”, teriak Untung lepas.
“eenngghhh hhemmhhh !!!”. Adel mengejang, kedua kakinya melingkar erat di pinggang Untung.

Untung pun diam menikmati penisnya seperti disiram air hangat, nyaman sekali rasanya.

“dikiitttt lagii !!”. Gerakan Untung semakin cepat.

Hujaman-hujaman penisnya semakin cepat, semakin kuat, dan semakin bertenaga. Nafas 2 manusia itu saling memburu, desahan semakin lepas seperti pelari yang sebentar lagi akan finish. Untung buru-buru mengeluarkan batang kejantanannya itu dan mengarahkannya ke wajah Adel.

“OOOKKHHHHHHH !!!”.
“crrrrrt crrtttttt !!”. Semburan sperma menerpa wajah Adel beberapa kali.

Mata Adel refleks menutup ketika semprotan sperma akan mengenai matanya lalu memukul-mukulkan penisnya ke wajah Adel.

“neng Adel tolong dibersihin dong…belepotan nih…”. Tanpa ragu-ragu, Adel memiringkan tubuhnya dan menggenggam penis Untung.

Dijilatinya batang kejantanan Untung dengan penuh seksama, sesekali diurut dari pangkal hingga ke kepalanya untuk mengeluarkan tetes terakhir dari sperma Untung yang mungkin masih tersisa di lubang kencing milik Untung.

“makasih yaa, neng..hehehe”, Untung mengelus-elus kepala Adel. Begitu puas rasanya melihat wajah gadis semanis Adel belepotan sperma, dalam otak Untung.
“nah neng..sekarang gantian…wehehe…”. Jaka sudah mengarahkan ‘rudal’nya ke satu-satunya ‘sasaran’ yang ada, sasarannya tak lain dan tak bukan adalah selangkangan Adel yang sudah terbuka begitu lebar seolah sudah siap menerima ‘pengunjung’ berikutnya.

Senti demi senti penis Jaka menyeruak masuk ke dalam liang kewanitaan Adel. Sama seperti Untung, Jaka juga keenakan merasakan penisnya seperti ‘digigit’ dengan kuat.

“ini baru memeekkkk !!!”, teriak Jaka.
“manteb kan memeknya neng Adel, Jak ?”.
“mantaab,kontol gue kayak disedot masuk…OOOHH !!!”.

Begitu Jaka mulai menggerakkan ‘tongkat sodok’nya keluar masuk rahim Adel, Adel langsung melingkarkan kedua kakinya di pinggang Jaka seperti sebelumnya saat dia dipompa Untung. Sambil asik menggenjot vagina Adel, Jaka pun meremas-remas payudara Adel.

Report this page